20 Februari 2014

Facebook Mengakuisisi WhatsApp

https://play.google.com/store/apps/top








Saya senang untuk mengumumkan bahwa kami telah setuju untuk mengakuisisi WhatsApp dan bahwa seluruh tim mereka akan bergabung dengan kami di Facebook.

Misi kami adalah untuk membuat dunia lebih terbuka dan terhubung. Kami melakukan ini dengan layanan yang membantu orang berbagi jenis konten dengan sekelompok orang yang mereka inginkan membangun. WhatsApp akan membantu kami melakukan hal ini dengan terus mengembangkan layanan yang orang di seluruh dunia suka gunakan setiap hari.

WhatsApp adalah layanan mobile messaging yang sederhana, cepat dan handal yang digunakan oleh lebih dari 450 juta orang pada setiap platform mobile utama. Lebih dari 1 juta orang mendaftar untuk WhatsApp setiap hari dan itu adalah perjalanan untuk menghubungkan satu miliar orang. Semakin banyak orang mengandalkan WhatsApp untuk berkomunikasi dengan semua kontak mereka setiap hari.

WhatsApp akan terus beroperasi secara independen dalam Facebook. Roadmap produk akan tetap tidak berubah dan tim akan tinggal di Mountain View. Selama beberapa tahun ke depan, kita akan bekerja keras untuk membantu WhatsApp tumbuh dan menghubungkan seluruh dunia. Kami juga berharap bahwa WhatsApp akan menambah upaya kami forInternet.org, kemitraan kami untuk membuat layanan internet dasar terjangkau bagi semua orang.

WhatsApp akan melengkapi yang sudah ada chat dan pesan layanan untuk memberikan alat-alat baru untuk komunitas kami. Facebook Messenger banyak digunakan untuk chatting dengan teman Facebook Anda, dan WhatsApp untuk berkomunikasi dengan semua kontak Anda dan kelompok-kelompok kecil orang. Karena WhatsApp Messenger dan melayani kegunaan yang berbeda dan penting seperti itu, kita akan terus berinvestasi di kedua dan membuat mereka masing-masing produk yang hebat untuk semua orang.

WhatsApp memiliki setiap pilihan di dunia, jadi aku senang bahwa mereka memilih untuk bekerja dengan kami. Saya melihat ke depan untuk apa yang Facebook dan WhatsApp dapat lakukan bersama-sama, dan untuk mengembangkan layanan mobile baru yang hebat yang memberikan orang bahkan lebih banyak pilihan untuk menghubungkan.

Saya juga sudah tahu Jan Koum (CEO WhatsApp) untuk waktu yang lama, dan saya tahu bahwa kami berdua berbagi visi untuk membuat dunia lebih terbuka dan terhubung. Saya sangat senang bahwa Jan telah setuju untuk bergabung dengan dewan Facebook dan bermitra dengan saya untuk membentuk masa depan Facebook serta WhatsApp ini.

Jan dan tim WhatsApp telah melakukan beberapa pekerjaan yang luar biasa untuk menghubungkan hampir setengah miliar orang. Aku tidak bisa menunggu mereka untuk bergabung dengan Facebook dan membantu kami menghubungkan seluruh dunia.

16 Februari 2014

Sebaran Abu Vulkanik Gunung Kelud Dilihat Dari Luar Angkasa

AbuKelutNasa

Gunung Kelud meletus tanggal 13 Februari 2014 pada malam hari, tentunya sulit melihat seperti apa letusannya. Gambar serta foto besarnya letusan hanya tergambarkan melalui suara, getaran serta tersebarnya abu yang mengagetkan di pagi harinya.
NASA siang harinya 14 Februari 2014 mengambil gambar Gunung Kelud dari angkasa menggunakan satelit. Terlihat penyebaran abu vulkaniknya mengarah ke barat seperti yang sudah diduga. Namun sebenarnya lebih banyak ke laut, sehingga tidak tercatat di darat.

ESA (European Sattelite Agency), atau NASA-nya Eropa memiliki kemampuan untuk mendeteksi SOx dalam hal ini Sulphur Dioxide. ESA berhasil membuat peta sebaran SO2 dari letusan Gunung Kelut ini.

SebaranSO2Kelud2014

15 Februari 2014

Video Gunung Kelud 13 Februari 2014



Video Erupsi Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur, pada tanggal 13 Februari 2014.
Letusan Gunung Kelud di ambil dari Desa Gandusari, Kabupaten Blitar, pukul 23.30 WIB.

PROTEKSI DAN PERTOLONGAN PRAKTIS TERHADAP ABU VULKANIK

1330060587426484770
Gambar diunduh dari www.images.ctv.ca


Setelah mengetahui apa saja yang terjadi pada kesehatan manusia saat mengalami bencana letusan gunung berapi, tentunya dapat ditindaklanjuti dengan tindakan proteksi. Selain proteksi, pengetahuan mengenai pertolongan praktis dan efektif diperlukan agar dapat diterapkan jika memang ada yang mengalami gangguan tersebut.

Gangguan pernafasan akut
Tentu cara yang paling mudah untuk memproteksi jalan pernafasan adalah dengan menggunakan masker, yang dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menyaring debu yang paling kecil sekalipun (kurang dari 10 mikron). Masker jenis tersebut sudah disetujui dan direkomendasikan oleh International Volcanic Health Hazard Network (IVHHN). Masker tersebut harus mampu memberikan perlindungan yang memadai dan sesuai dengan peralatan pelindung lainnya yang dikenakan pada saat yang sama. Selain itu, masker tersebut harus dipakai secara tepat agar sepenuhnya efektif.
Tidak ada rotan, akar pun jadi. Jika masker layak pakai tidak tersedia, maka dapat digunakan sapu tangan,kain, atau pakaian yang setidaknya dapat menghalangi debu berukuran besar yang bisa mengiritasi tenggorokan dan mata. Merendam kain dengan air dapat meningkatkan efektivitas ‘masker sederhana’ tersebut. Bagi keluarga yang memiliki anak-anak sebaiknya sediakan masker khusus untuk anak-anak. Selain itu, anak dilarang bermain di luar untuk meminimalkan paparan.
Pasien dengan bronkitis kronis, emfisema, dan asma disarankan untuk tinggal di dalam dan menghindari paparan abu yang tak perlu. Perlu juga dilakukan pencegahan abu untuk masuk ke rumah, dan membasahi abu dalam rumah bila memungkinkan untuk mencegah pergerakan abu. Bila sudah mengalami gangguan seperti serangan asma akut atau sesak nafas, sebisa mungkin segera hubungi paramedik yang tersedia agar mendapatkan bantuan medis lebih lanjut. Bagi pasien yang memang memiliki riwayat asma, sediaan inhaler yang berisi obat asma tentunya dapat menolong.

Gangguan pada mata
Pada lingkungan yang penuh abu, melindungi mata dengan google atau kacatamata dapat membantu melindungi mata dari iritasi. Sekali lagi ditekankan, jangan memakai lensa kontak saat kejadian seperti ini.

Iritasi kulit
Gunakan pakaian pelindung yang dapat memproteksi kulit dari abu gunung berapi. Pakaian pelindung yang ideal adalah yang menutupi seluruh tubuh dan terbuat dari bahan dengan pori-pori sangat kecil atau rapat, sehingga abu yang berukuran kecil tidak mengenai kulit . Selain itu, pakaian tersebut tidak boleh menghambat pergerakan saat evakuasi.
Jika terjadi luka bakar, segera bungkus luka bakar tersebut dengan kain kering. Tidak dianjurkan memakai odol atau mentega pada luka bakar karena justru dapat memperparah luka bakar dan memperlambat penyembuhan. Gelembung yang timbul pada luka pun tidak boleh dipecahkan, karena jika dipecahkan, dapat mengarah pada infeksi sekunder.

Efek mekanikal
Pada gangguan mekanik, pastikan atap bangunan Anda cukup kuat untuk menahan abu. Jika terjadi luka atau patah tulang pada orang sekitar, dapat diberikan pertolongan sementara sambil menunggu bantuan datang. Pertolongan pertama pada luka robek adalah menutup luka dengan kain bersih agar tidak terjadi infeksi . Pada perdarahan, tidak disarankan untuk mengikat perdarahan, tetapi cukup membalutnya dengan kain kering dan bersih. Untuk patah tulang, segera fiksasi bagian yang patah dengan sepasang papan atau benda lain yang keras dan papan tersebut segera dililitkan agar dapat menyangga. Jangan mengurut bagian tubuh yang mengalami patah tulang karena letak tulang dapat semakin bergeser, sehingga menyulitkan proses penyembuhan.
Jika memang perlu berkendara saat terjadi hujan abu, jaga jarak antar kendaraan sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan. Disarankan juga untuk mengendarai mobil dengan kecepatan lambat sehingga kemungkinan tabrakan antar kendaraan lebih kecil.

Demikianlah efek abu vulkanik / debu vulkanik / pasir vulkanik bagi kesehatan manusia. Tentunya dengan pengetahuan sederhana ini, masyarakat sudah siap melindungi diri sendiri ketika terjadi letusan gunung berapi, walaupun tentunya kejadian ini tidak diharapkan.

Bahaya Abu Vulkanik

13300615971894884681



Letusan gunung berapi sangatlah besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia, baik dari segi financial, ekonomi, sosial, sampai pada kesehatan. Secara umum, asap, abu, dan gas yang dihasilkan oleh letusan tersebut memberikan dampak negatif bagi manusia, salah satunya bagi kesehatan manusia. Memang, abu gunungapi tidak menyebabkan masalah kesehatan dalam jangka waktu lama, namun reaksi akut terhadap abu tersebut sudah cukup mengkhawatirkan. Orang-orang dapat menjadi lebih takut terhadap bahaya abu dan gas gunungapi terhadap kesehatan daripada risiko kematian akibat bahaya primer letusan gunung api.

Paru, mata, dan kulit merupakan organ yang paling terganggu akibat abu gunung api. Seseorang dapat mengalami luka bakar, cedera karena terjatuh/terpeleset, atau penyakit infeksi dan pernapasan. Berikut adalah penuturan spesifik mengenai pengaruh debu vulkanik bagi kesehatan manusia.


Gangguan pernafasan akut
Dari semua gangguan yang ditimbulkan abu terhadap kesehatan, gangguan pernafasan merupakan salah satu dampak yang paling utama dari abu vulkanik. Iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak napas, hingga penyempitan saluran napas yang dapat menyebabkan kematian mungkin terajdi. Gangguan pernafasan harus cepat ditangani, karena nafas adalah salah satu hal vital ynag menunjang hidup manusia. Dari penelitian yang dilakukan terhadap 12 letusan gunung berapi pada kurun waktu 10 tahun di dunia, salah satu penyebab kematian dari korban bencana letusan adalah kesulitan bernafas yang sangat parah.
Gangguan tersebut dapat terjadi karena debu bersifat korosif. Partikel abu yang sangat halus (kurang dari 10 mikron) sangat mengganggu pernafasan, khususnya bagi mereka yang sudah memiliki permasalahan paru-paru. Para penderita gangguan pernafasan, mempunyai riwayat gangguan pernafasan, dan sedang mengalami gangguan jantung adalah mereka yang paling berisiko. Selain itu, paparan debu sangat berbahaya bagi bayi, anak-anak, warga usia lanjut dan orang dengan penyakit paru kronis seperti asma.
Beberapa gejala gangguan pernafasan yang sering dilaporkan masyarakat sepanjang hujan abu adalah sebagai berikut :

  • iritasi hidung dan hidung berair
  • iritasi dan radang tenggorokan, terkadang disertai batuk kering
  • simptom bronkitis akut (batuk parah, produksi riak yang berlebihan, bunyi nafas seperti menderita asma, dan sesak nafas) pada orang dengan riwayat penyakit paru sebelumnya (asma, penyakit paru kronik, ataupun perokok dalam jangka waktu lama)
  • ketidaknyamanan dalam bernafas, akibat kontraksi saluran pernafasan untuk mengeluarkan abu yang masuk
  • jelaga yang masuk ke saluran pernafasan dapat mempersempit saluran pernafasan dan menyebabkan reaksi radang.

Berat ringannya gejala yang ditimbulkan akibat menghirup abu gunung api bervariasi. Konsentrasi partikel di udara, proporsi partikel halus dalam abu, frekuensi dan lama pemaparan, kondisi awal kesehatan dan penggunaan peralatan pelindung pernafasan yang kompatibel ikut mempengaruhi tingkat gejala.
Sebenarnya, gejala di atas tidak menyebabkan gangguan jangka panjang bagi orang yang tidak menderita penyakit paru.  Tetapi lain halnya jika di dalam abu terkandung silica, yang dapat menyebabkan penyakit silikosis. Silika adalah unsur utama dari pasir, sehingga pemaparan biasanya terjadi pada buruh tambang logam, pekerja pemotong batu dan granit, pekerja pengecoran logam, dan pembuat tembikar. Namun gejala baru timbul jika terjadi setelah pemaparan selama 20-30 tahun. Pada letusan gunung berapi, jika abu tersebut mengandung silika, maka kadar silika yang dihasilkan sangat tinggi. Akibatnya, gejala dapat timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun.


Gangguan pada mata
Selain pada pernafasan, abu gunung berapi memiliki pengaruh terhadap kondisi mata. Abu gunung berapi memiliki butiran yang tajam, sehingga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Masuknya benda asing pada mata, konjungtivitis (radang pada konjungtiva), abrasi kornea (goresan pada kornea) menjadi variasi dari gangguan pada mata akibat abu gunung berapi. Umumnya, penduduk yang terkena abu vulkanik cenderung mengalami iritasi dan gangguan mata ringan sepanjang hujan abu. Gejala umum pada mata yang sering dialami adalah :

  • Sensasi adanya benda asing yang masuk ke mata
  •  Mata yang sakit, perih, gatal atau kemerahan
  • Mengeluarkan air mata dan kotoran mata yang lengket
  • ·Kornea lecet atau tergores
  • ·Radang akut pada konjungtiva mata atau pembengkakan kantong mata sekitar bola mata sehingga mata menjadi merah, sangat sensitif terhadap cahaya, dan adanya sensasi terbakar pada mata.

Sejauh ini, tidak pernah ada laporan mengenai efek jangka panjang dari abu ini terhadap mata. Seperti yang dicatat pada tahun 1980 dari erupsi Gunung St.Helens, sekitar 4-8% populasi mengalami iritasi mata, tetapi hanya 1 dari 10 orang yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut. Satu hal yang perlu diperhatikan untuk kesehatan mata ketika terjadi letusan gunung berapi. Gunakan kacamata alih- alih lensa kontak untuk mencegah lecetnya kornea.


Iritasi pada kulit
Gangguan ringan pada kulit terkadang ditemukan sepanjang hujan abu, namun sejauh ini, belum pernah ada pelaporan tentang efek jangka panjang dari pengaruh debu terhadap gangguan kulit. Abu gunung api dapat menyebabkan iritasi kulit untuk sebagian orang, terutama ketika abu gunung api tersebut bersifat asam.
Gejala yang umum terjadi akibat abu gunung berapi adalah :
Iritasi kulit yang ditandai dengan kulit menjadi merah dan gatal.
Infeksi pada kulit akibat garukan.
Luka bakar, mulai dari derajat ringan sampai berat. Pada beberapa keadaan, luka bakar dapat terjadi pada hampir seluruh tubuh. Dalam kondisi tersebut, seseorang harus segera ditangani karena nyawanya dalam keadaan kritis.


Efek mekanikal
Efek mekanikal yang terjadi dapat berupa runtuhnya atap rumah atau kecelakaan di jalan raya. Atap bisa runtuh karena beban berat dari abu, apalagi jika abu tersebut basah dan bangunan tidak dibangun untuk menyangga beban berat. Atap yang runtuh menyebabkan orang yang tertimpa mengalami luka, bahkan meninggal seketika. Luka yang terjadi dapat berupa patah tulang, luka memar, luka robek, dan perdarahan yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut.
Selain atap rumah yang runtuh, efek mekanikal lain yang dapat terjadi adalah kecelakaan di jalan raya. Kecelakaan dapat terjadi akibat berkurangnya jarak pandang akibat abu gunungapi yang menutupi lapang pandang. Bahaya ini diperparah oleh jalan yang ditutupi oleh abu dan jalanan yang licin akibat abu yang basah.



Dampak Abu Vulkanik Bagi Kesehatan

Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat) http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/02/14/n0yyz2-harimau-kera-dan-ular-turun-gunung-sebelum-kelud-meletus



Letusan gunung berapi mengandung berbagai materi di antaranya dalam bentuk debu dan abu. Debu berukuran lebih kecil dibanding abu, yaitu kurang dari 10 mikron. Kendati begitu debu dan abu memberikan risiko yang sama bila sampai terhirup.

Efek debu dan abu tidak hanya menimbulkan gangguan pernapasan, tapi juga iritasi mata dan kulit.

"Memang hanya abu berukuran kurang dari 10 mikron yang bisa menyebabkan gangguan pernapasan. Dan hanya yang berukuran kurang dari 5 mikron yang bisa masuk ke saluran pernapasan bawah. Namun tetap saja masyarakat harus waspada," kata dokter ahli pernapasan dari RSUP Persahabatan, Agus Dwi Santoso.


Efek abu vulkanik yang sampai terhirup, kata Agus, terbagi atas akut dan kronik. Berikut penjelasannya

1. Efek akut

Efek akut terdiri atas iritasi saluran dan gangguan napas. Iritasi saluran napas dimulai dari hidung berlendir dan meler. Selanjutnya korban mengalami sakit tenggorokan yang kadang disertai batuk kering. Bila terus berlanjut korban akan mengalami batuk verdahak, sesak napas, hingga napas berbunyi (mengi).
Efek akut juga akan diderita masyarakat yang memang sudah memiliki gangguan pernafasan, misalnya asma, bronkitis, dan enfisema yang merupakan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Berikut penjelasannya

A. Asma
Menurut Agus, abu vulkanik adalah pencetus serangan asma. Debu halus menyebabkan lapisan saluran pernapasan menghasilkan lebih banyak sekresi dahak yang mengakibatkan batuk dan pernapasan lebih berat. Penderita asma, khususnya anak-anak, dapat menderita serangan batuk dan sesak dada.

B. Bronkitis
Debu vulkanik dapat menyebabkan peradangan saluran napas bawah dan berkembang menjadi bronkitis akut. Serangan ini berlangsung selama selama beberapa hari dengan gejala batuk kering, produksi dahak berlebih, sesak napas dan napas berbunyi.

C. PPOK
Bagi yang sudah menderita PPOK pajanan abu vulkanik akan menyebabkan peningkatan gejala seperti sesak napas dan produksi dahak berlebih.

"Waspada juga pada risiko infeksi saluran napas akut (ISPA). ISPA diakibatkan iritasi saluran napas yang menyebabkan infeksi seperti tonsilitis, faringitis, dan bronchitis. Infeksi saluran napas ditandai demam/meriang, sakit tenggorokan dan dahak menjadi kental.


2. Efek kronik

Efek kronik disebabkan pajanan abu vulkanik dalam waktu lama yang mengakibatkan penurunan fungsi paru. Pajanan itu biasanya memerlukan waktu tahunan hingga mengakibatkan PPOK.
Selain PPOK, pajanan abu juga mengakibatkan silikosis pada jaringan paru. Silikosis merupakan penyakit karena penumpukan silika, yang merupakan kandungan dalam abu vulkanik, dalam jaringan paru hingga menyebabkan gangguan pernapasan.

Tentunya, kedua efek tersebut tentu bisa dihindari. "Gunakanlah masker atau minimal kain untuk menutup mulut dan hidung, supaya tidak menghirup debu dan abu vulkanik. Masker ini harus digunakan terutama pada populasi berisiko seperti yang sudah mengalami sakit paru, anak-anak, dan orangtua," kata Agus.

Abu Vulkanik

bahaya abu vulkanik pada saluran pernapasan
Gambar muntahan abu vulkanik dan butiran abu vulkanik yang diperbesar
http://berbagi-kiat-sehat.blogspot.com/2014/02/bahaya-abu-vulkanik.html








Abu vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus. 
Batuan yang berukuran besar (bongkah - kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5 – 7 km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin. Abu yang halus dapat menyababkan radang paru-paru jika terhirup.
Sebagai contoh letusan Gunung Krakatau tahun 1883 mengitari bumi berhari-hari, juga letusan  Gunung Galunggung tahun 1982 dapat mencapai Australia. 
Abu vulkanik dapat digunakan sebagai bahan pozolan karena mengandung unsur silika dan alumunia sehingga dapat mengurangi penggunaan semen sebagai bahan bangunan. Abu vulkanik juga dapat menyuburkan tanah di sekitar gunung.

http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_vulkanik

Gunung Kelud Kembali Semburkan Abu Vulkanik Pada Sabtu Pagi

Sabtu Pagi Gunung Kelud Kembali Semburkan Abu Vulkanik
Warga dan tim SAR mengabadikan abu vulkanik yang membubung tinggi keluar dari Gunung Kelud yang terlihat dari jarak lima kilometer di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat (14/2/2014) lalu. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Kelud yang meletus pada Kamis (13/2/2014) pukul 22.50 WIB bersamaan keluarnya tremor tersebut, mengalami 442 kali gempa vulkanik dangkal (VB). SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 



Masih dalm status Awas, Gunung Kelud kembali menunjukkan aktivitasnya pada Sabtu (15/2/2014) pagi tadi. Seperti biasa, letusan ini menyemburkan abu vulkanik yang berbahaya. Meski dalam skala kecil, namun letusan ini tetap berbahaya.

Petugas Pos Pantau Gunung Kelud di Sugihwaras, Kabupaten Kediri, Khoirul Huda, menuturkan kepada Surya bahwa kembali terjadi letusan gunung api ini. Dari sisi Kediri, Kelud berlokasi di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Selain terlihat di sisi ini, letusan itu juga terlihat dari sisi Blitar.
"Teman-taman yang di lapangan telah melaporkan bahwa sekitar pukul 06.00 tadi Kelud kembali meletus. Tapi dengan skala yang relatif kecil. Ketinggian kepulan asap sekitar 1 KM dari puncak Kelud," kata Huda kepada Surya Online.
Meterial letusan berupa abu vulkanik dari gunung api itu diperkirakan hanya terkonsentrasi di sekitar Kelud. Asap berupa abu vulkanik itu bisa saja terbawa angin namun tak terlalu jauh. Meski demikian,  tetap bahaya.

14 Februari 2014

Gunung Kelud 2014

Gunung Kelud mulai meletus dan mengeluarkan ratusan ribu kubik material vulkanis, Kamis (13/2/2014) sekitar pukul 23.00. Suara ledakannya sangat dahsyat, terdengar hingga di Kota Kediri yang berjarak 45 km dari kubah lava. 

"Gunung Kelud telah meletus pada pukul 22.50 WIB, suara letusan eksplosifnya sangat dahsyat," ujar Gede Suartika, Pejabat Pelaksana Bidang Pengamanan dan Penyelidikan Gunung Api, saat dikonfirmasi, Kamis (13/2/2014) malam.

Letusan Gunung Kelud yang baru saja terjadi sudah mulai berdampak terhadap warga Kediri. Beberapa daerah hingga di kawasan Kota Pare mulai dilanda hujan kerikil.

Salah satu warga Pare, Ajeng Pinto, mengatakan, hujan kerikil terus berlangsung sejak pukul 23.30 WIB. "Semula saya kira suara hujan besar saja, ternyata hujan kerikil. Kerikilnya besar-besar, ini warga kampung sudah mulai panik," ujar Ajeng saat dihubungi, Kamis (13/2/2014) malam.

Menurutnya, hujan kerikil terjadi sangat lebat sehingga warga mulai khawatir kekuatan atap tidak bisa menahan.

Sementara itu, ribuan warga di lereng Kelud memadati jalan menuju tempat evakuasi. Mereka dari beberapa desa di Kecamatan Ngancar. Untuk saat ini, warga Kecamatan Ngancar ditempatkan di Balai Desa Tawang di Kecamatan Wates.

Sebelumnya, aktivitas kegempaan Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, semakin kritis. Statusnya meningkat jadi Awas, dari sebelumnya Siaga (level III). Warga sudah mulai mengungsi. 

Status Awas adalah level IV, status peringatan tertinggi dari gunung api berdasarkan ancamannya.

Pantauan Kompas.com di wilayah paling dekat dengan kawah Kelud menunjukkan bahwa saat ini warga sudah bersiap mengungsi. Mereka terlihat berkumpul di depan rumah masing-masing, membawa barang berharganya. 

Beberapa kendaraan bak terbuka juga terlihat bersiaga di pinggir jalan. Kendaraan tersebut akan digunakan sebagai alat pengangkut. 

Suprapto, perangkat Desa Sugihwaras, mengatakan, saat ini status Gunung Kelud ditingkatkan menjadi Awas. Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan agar wilayah dalam radius 10 kilometer dari pusat kawah harus steril. 

"Prioritas utama ada di tiga desa yang paling dekat dulu. Makanya, saat ini diungsikan," kata Suprapto. 

Selain menggunakan kendaraan roda empat, pengguna kendaraan roda dua pun tampak penuh sesak di jalan raya. Mereka membawa serta anggota keluarga dan barang berharga untuk menjauh dari lokasi.


Penulis : Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim
Editor  : Farid Assifa
Sumber : Harian Surya

http://regional.kompas.com/read/2014/02/13/2342403/Gunung.Kelud.Meletus




05 Februari 2014

UU Desa & UU ASN

Undang-undang tentang Desa sudah disahkan oleh sidang Paripurna DPR RI tanggal 18 Desember 2013 lalu setelah melalui perdebatan panjang selama lebih dari 1 tahun dan tarik ulur berbagai kepentingan sosial dan politik. Walaupun tidak bisa secara langsung diimplementasikan karena masih harus menunggu Peraturan Pemerintah-nya dan Permendagri sampai Perda dan Perdes di tingkat paling bawah namun disahkannya UU Desa ini merupakan kado spesial akhir tahun bagi para Pelaku Pemberdayaan Masyarakat. UU Desa menghadirkan satu desa satu perencanaan dan satu desa satu sistem anggaran.

Juklak PNPM & PTO MP3KI

Dirjend PMD Kemendagri melalui Surat Nomor : 402/303/PMD tanggal 13 Januari 2014 telah menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan TA. 2014 (Skema Integrasi, Pola Khusus Percepatan dan Penguatan MP3KI). Surat ini berisi 2 (dua) lampiran yaitu Lampiran 1 tentang Petunjuk Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan T.A. 2014 melalui Integrasi Perencanaan dan Lampiran 2 tentang Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Percepatan dan Penguatan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) T.A. 2014.